Ini cerita saya saat masih SMK. Berawal dari keinginan saya untuk menjadi seorang paskibraka. Untuk menjadi seorang paskibaraka, pertama harus mengikuti organisasi paskibra di sekolah dulu. Akhirnya pada saat masa orientasi saya memutuskan untuk mengikuti ekskul paskibra. Walaupun banyak yang bilang mengikuti ekskul paskibra itu capek. Tapi sepertinya terlihat menarik dan bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan juga bermanfaat. Jadi tak ada salahnya kalau mencoba.
Latihan paskibra diadakan tiap seminggu sekali, terkadang juga dua kali. Saya terus mengikuti latihan tersebut dan ternyata benar ekskul paskibra itu capek. Latihannya di bawah terik matahari di siang hari sampai sore, ada lari keliling lapangan yang tiap minggunya jumlah untuk mengelilingi lapangan bertambah satu, pemanasan seperti shit up dan push up, baris-berbaris, dihukum ketika melakukan kesalahan dan lain-lain. Tapi saya tidak patah semangat mengingat saya ingin menjadi paskibraka. Sebenarnya di paskibra dilatih untuk menjadi anak yang lebih disiplin, tepat waktu, bermental baja, mempunyai rasa kekeluargaan dan selain itu juga menambah banyak teman.
Setelah beberapa bulan sudah mengikuti latihan paskibra, pada bulan April ada seleksi untuk menjadi paskibraka tingkat kabupaten. Saat mengetahui ada seleksi paskibraka entah kenapa keinginan saya memudar ketika tahu kriteria untuk menjadi seorang paskibraka. Saya minder karena saya merasa saya tidak sesuai kriteria. Tinggi untuk perempuan minimal 165 cm sedangkan saya cuma 159 cm. Pertama seleksi diadakan tingkat sekolah, 10 anak akan terpilih untuk mewakili sekolah dan dikirm ke kabupaten. Saya mengikuti tiap seleksi seperti pengetahuan umum, fisik, lari, shit up dan back up, baris berbaris. Dan ternyata saya termasuk 10 anak yang terpilih dari 56 anak. Pada saat itu saya bingung kenapa saya terpilih. Ternyata tinggi tidak sesuai kriteria tidak apa-apa, tergantung rata-rata tiap masing-masing anak. Betapa senangnya waktu itu, tapi itu belum berakhir. Perjuangan yang sesungguhnya yaitu ketika seleksi di kabupaten dari berbagai sekolah.
Seleksi pertama yaitu tes kesehatan, alhamdulillah mata saya normal dan yang lain-lainnya juga. Setelah itu seleksi lari saya menduduki posisi pertama, shit up dan back up, baris-berbaris. Seleksinya hampir sama seperti di sekolah. Di tiap seleksi saya berusaha semaksimal mungkin. Beberapa minggu saya menunggu pengumuman. Akhirnya waktu pengumuman pun tiba, terdengar dari beberapa teman saya katanya yang lolos hanya 6 di sekolah saya. Pas mendengar itu saya minder tidak berharap lebih, saya mikirnya intinya saya sudah berusaha semaksimal mungkin pada saat seleksi. Kakak senior meminta semua anggota paskibra untuk berkumpul dan mengumumkan siapa yang lolos. Dan ternyata nama saya dipanggil, saya termasuk 6 anak itu. Saya senang, gembira, lemas, pengin nangis ketika tahu saya lolos walaupun hanya tingkat kabupaten. Teman-teman, kakak senior juga orang tua bangga. Keinginan saya untuk menjadi paskibraka tercapai. Itulah cerita yang dijadikan pengalaman yang tak akan saya lupakan. Saya akan terus berjuang untuk mencapai keinginan saya.
0 Response to "Lolos Menjadi Paskibraka"
Posting Komentar